Radio Online Denta FM Malang
Proses Pertumbuhan Gigi Susu
Pada
dasarnya erupsi atau keluarnya gigi susu pertama terjadi di usia 6-8
bulan. Umumnya diawali oleh keluarnya gigi seri tengah bawah, lalu
secara berurutan gigi seri tengah atas, gigi seri lateral atas dan gigi
seri lateral bawah, geraham susu pertama, gigi taring dan geraham susu
kedua. Tapi erupsinya tak sekaligus, melainkan satu per satu dan
kadang ada juga yang sepasang-sepasang. Umumnya ketika anak berusia 1
tahun mempunyai 6-8 gigi susu (tapi kadang ada juga yang hanya 2 gigi
walaupun tanpa disertai keluhan pertumbuhan) dan akan menjadi lengkap
berjumlah 20 gigi susu (4 gigi seri atas-bawah, 2 gigi taring
kanan-kiri di atas-bawah, dan 4 geraham kiri-kanan di atas-bawah) pada
usia 18 bulan atau 2 tahun. Kendati erupsi gigi pertama terjadi pada
usia 6-8 bulan, namun masih belum bisa dikatakan terlambat apabila di
atas usia tersebut belum juga keluar gigi pertama. Karena, normalnya
erupsi gigi terjadi pada usia 6-12 bulan. Lain halnya bila si anak
sudah berusia lebih dari setahun tapi belum juga terjadi erupsi gigi,
maka perlu diketahui penyebabnya, ini apa bila anak belum sama sekali
tumbuh giginya.
Kemungkinan
keterlambatan itu karena ada kelainan pertumbuhan gigi atau
pertumbuhan gigi yang tak sempurna. Misalnya, anak tidak mempunyai
benih gigi, sehingga ditunggu sampai usia berapa pun tak akan ada
erupsi. Tentunya kelainan ini akan tetap berlanjut sampai dewasa, ia
tak akan mempunyai gigi kecuali bila dibuatkan gigi susu. Tapi faktor
yang menyebabkan terjadinya kelainan pertumbuhan ini tidak diketahui
secara pasti dan bukan diakibatkan kekurangan suatu zat tertentu.
Diduga, kelainan ini hanya ada pada daerah-daerah tertentu. Ada juga
ditemui kasus yang dikarenakan perkawinan, misalnya, keturunan suatu
keluarga. Sementara erupsi gigi yang terjadi lebih dini juga dikatakan
kelainan pertumbuhan. karena seharusnya erupsi gigi itu menurut normal
perkembangannya. Jadi kalau di luar normal perkembangannya, maka
dikatakan ada kelainan.
Erupsi
gigi susu yang terjadi lebih dini termasuk kelainan pertumbuhan dan
perkembangan gigi. Contohnya, bayi yang pada saat lahir sudah memiliki
gigi (istilahnya gigi natal). Tumbuhnya tidak tentu, di bagian depan
atas atau bawah tapi jarang di bagian belakang. Banyaknya satu buah.
Ada juga erupsi gigi dini yang terjadi baru pada bulan pertama setelah
kelahiran (istilahnya gigi neonatal). Pada kasus keduanya, belum tentu
bayi mengalami gejala sakit tumbuh gigi. Tapi tak semua gigi yang
erupsinya lebih dini adalah betul-betul gigi dengan memiliki akar gigi.
Ada juga yang bukan gigi betulan tapi semacam epitel atau tonjolan
dari gusi yang keras seperti gigi tapi tak ada akarnya.
Nah,
pada kasus ini mesti dilihat apakah mengganggu atau tidak. Kalau
dianggap mengganggu, maka mesti dibuang. Tapi kalau tidak, ya, tak
apa-apa. Yang dimaksud mengganggu, misalnya, gigi tersebut goyang
karena memang belum mantap, sehingga si bayi merasa sakit dan
membuatnya rewel. Tentunya kalau gigi tersebut goyang dikhawatirkan
akan lepas sendiri sehingga bila tertelan oleh si bayi. Jadi, harus
dicabut. Begitupun bila sang gigi membahayakan si ibu pada saat
menyusui. Karena gigi tersebut tajam dan akan membahayakan puting susu
karena luka gigitan.
Posted by Drg Puji L Gunawan
www.radiodenta.com
16 Mei 2013